Rakor Persiapan Temu Bisnis Jatim-Maluku, Upaya Perluas Akses Pasar Dalam Negeri

(Kota Surabaya) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan rapat koordinasi kerjasama dengan Provinsi Maluku. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperluas akses pasar bagi produk lokal dan meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan antar kedua provinsi dalam berbagai sektor.

Rapat koordinasi yang dilakukan antara Pemprov. Jatim dan Pemprov. Maluku ini selaras dengan komitmen Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk terus melakukan stimulus perdagangan dan meningkatkan perdagangan dalam negeri.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan bahwa kerjasama yang akan dilakukan akan saling menguntungkan bagi kedua daerah. Jatim baik berdasarkan produk pangan, jaringan pasar, keterampilan SDM, teknologi tepat guna dan IT, serta optimalisasi peran BUMD sangat potensial untuk menjajaki potensi kerjasama dengan Pemprov. Maluku.

Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Drajat Irawan menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk membangun jejaring dan membahas potensi kerja sama yang bisa dijajaki oleh Pemprov Jatim dan Pemprov Maluku.

“Sebagai tindak lanjut, awal Juli akan kita gelar kegiatan Misi Dagang di Ambon sebagai forum temu bisnis guna memperluas potensi perdagangan antar daerah,” ujar Drajat.

Kemudian, dirinya juga menambahkan bahwa kedepannya diharapkan dari pertemuan yang digelar hari ini dapat dibangun kolaborasi yang saling menguntungkan antar kedua daerah, khususnya bagi pelaku IKM/UKM yang ada di Jatim dan Maluku.

Ekonomi Jawa Timur memiliki kharakteristik yang berbeda dengan Maluku, Jatim didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan Maluku didominasi oleh sektor perikanan, peternakan, perkebunan, pertanian, dan pariwisata. Perbedaan karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk bekerjasama dan saling mengisi serta bersinergi untuk mendorong kinerja ekonomi bagi kedua provinsi yang selanjutnya juga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi Nasional.

Komoditi utama perdagangan antar pulau Jatim yang potensial untuk dikerjasamakan antara lain adalah beras, bawang merah, makanan ringan atau produk UMKM, jagung pipil kering, cabai rawit, daging ayam dan olahan, telur, dan lain-lain. Sedangkan komoditi utama perdagangan Maluku antara lain adalah arang, cengkeh, jahe merah, pala, kemiri glondong, kopra, kayu manis, kenari, kepiting, rumput laut, dan lobster beku.

Drajat menambahkan bahwa nilai total neraca dagang pada tahun 2020 yang dibangun antara Jatim dan Maluku mencapai Rp. 2,67 triliun dengan kontribusi dari Jatim ke Maluku senilai 2,43 triliun sedangkan kontribusi dari Maluku ke Jatim senilai Rp. 251,14 miliar. Proses kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan neraca dagang antara kedua daerah.

“Semoga kolaborasi yang dilakukan antar kedua daerah akan meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi antar daerah. Selain itu kerjasama antar keduanya bisa menumbuhkan konektivitas dan jejaring antar pelaku usaha untuk saling bertemu dan bersinergi,” pungkas Drajat.

Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa Pemprov Maluku menyambut baik program kerjasama yang disampaikan oleh Pemprov. Jatim.

“Kegiatan ini adalah langkah awal bagi forum kerja sama dan temu bisnis yang lebih luas antara Jatim dan Maluku. Model kerja sama yang dibangun kedepan tidak hanya terbatas pada transaksi produk dan perdagangan namun juga penjajakan kerjasama investasi pada bidang-bidang potensial,” ujar Barnabas.

Barnabas mengatakan bahwa adanya proses kerjasama ini diharapkan dapat mempererat hubungan yang saling menguntungkan antara Pemprov Jatim dan Pemprov Maluku khususnya dalam hal perdagangan dan investasi, Terlebih saat ini, Pemprov Maluku sedang mempersiapkan pengembangan sektor perikanan menjadi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).