Digitalisasi menuju ikm lebih maju

Digitalisasi menuju ikm lebih maju

Teknologi membantu bisnis dengan meningkatkan komunikasi, beroperasi lebih efisien, mengatasi hambatan untuk mengakses jasa pelatihan dan layanan keuangan serta menjangkau lebih banyak pelanggan.

IKM memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjadi negara yang berpenghasilan menengah pada tahun 2025 sebesar 7%.

Pemantapan sektor ekonomi digital akan memainkan peranan yang penting bagi Indonesia guna mencapai seluruh potensinya. Dengan semakin banyaknya industri kecil dan menengah (IKM) yang terlibat dalam ekonomi digital melalui pita lebar (broadband), bisnis elektronik (e-commerce), media social, teknologi awan (cloud), dan platform telepon seluler/ponsel (mobile platform), IKM dapat tumbuh lebih cepat dari segi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, serta menjadi lebih inofatif dan lebih kompetitif untuk menghadapi masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Tertuang dalam penelitian Bank Dunia bahwa broadband mempunyai peranan yang sangat besar dalam mendukung keterlibatan IKM secara digital. Mengandalkan tingkat penetrasi broadband dan meningkatkan keterlibatan IKM secara digital dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia sebesar 2%.

Pada dasarnya keterlibatan IKM secara digital dapat diidentifikasi menjadi 4 yaitu, pertama, berdasarkan adopsi teknologi, kedua, keberadaan dalam jaringan/daringan (online), ketiga, penggunaan media social, dan keempat, pemberdayaan e-comerce. IKM yang mempunyai akses online, terlibat di media social, dan mengembangkan kemampuan e-comerce, biasanya menikmati keuntungan bisnis yang signifikan baik dari segi pendapatan, kesempatan kerja, maupun inovasi dan daya saing.

Beberapa keuntungan penggunaan teknologi digital bagi IKM di Indonesia diantaranya kenaikan pendapatan hingga 80%, satu setengah kali lebih bisa mengungkit peningkatan kesempatan kerja, dan 17 kali lebih mungkin untuk menjadi inovatif. IKM yang lebih banyak menggunakan teknologi digital juga menjadi kompetitif secara internasional.

Sejak pertukaran data dan informasi antara perangkat dan pihak yang berbeda secara real time adalah elemen kunci dari smart factories. Data tersebut dapat mewakili status produksi, perilaku konsumsi energy, pergerakan material, pesanan pelanggan dan umpan balik, data pemasok dan lain lain. Oleh karena itu smart factories generasi berikutnya harus mampu beradaptasi secara real time ke pasar yang terus berubah baik dari permintaan, pilihan teknologi dan peraturan.

Teknologi membantu bisnis dengan meningkatkan komunikasi, beroperasi lebih efisien, mengatasi hambatan untuk mengakses jasa pelatihan dan layanan keuangan , serta menjangkau lebih banyak pelanggan. Saat ini digitalisasi untuk IKM di Indonesia masih berfokus pada penggunaan teknologi digital di sector ritel dan interaksi dengan pelanggan. Tetapi, ini sebagai langkah awal yang baik dalam mengembangkan industry 4.0 di Indonesia.

Langkah selanjutnya IKM akan diperkenalkan teknologi digital seperti komputasi awal (cloud computing) dan penganalisis data (data analysis) yang dapat meningkatkan manajemen rantai pemasok dan efisiensi komunikasi internal. Platform tersebut menyediakan cara yang lebih terjangkau agar bisnis dapat mengakses teknologi bernilai lebih termasuk dalam hal penjualan dan manajemen pihak terkait, diantaranya mengkoordinasi para pekerja atau system manajemen sumber daya manusia industri (SDMI)

Kedepannya dengan menggunakan teknologi awan (cloud), IKM dapat membuat suatu keputusan lebih cepat dengan menyatukan laporan bisnis dan menampilkan informasi secara langsung (real time). Nilai tambah dan peluang untuk berkembang

 

KENAIKAN PENDAPATAn LEBIH TINGGI

Hal ini didorong berkembangnya produk-produk feature atau sering disebut smart product/smart service. Kreatifitas manufaktur untuk menciptakan produk atau layanan yang cerdas didorong pula karena tuntutan konsumen yang semakin membutuhkan layanan penuh atas produk yang diberikan.

 

KESEMPATAN KERJA YANG LEBIH BESAR

Menurut survey Delloit bahwa bisnis offline memiliki 20% kemungkinan meningkatkan jumlah pekerja yang dipekerjakan. Bisnis online dasar kemungkinan setidaknya 9% untuk meningkatkan lapangan kerja, sementara bisnis online menengah atau lanjutan mempunyai kemungkinan lebih besar, yakni 23% dan 150% lebih mungkin untuk memiliki peningkatan lapangan kerja jika dibandingkan dengan bisnis offline.

 

  Inovasi dan ekspor

Bisnis dengan kemampuan online lanjutan mempunyai kemungkinan 17 kali lebih besar untuk menjadi inovatif ( yaitu mengalami perubahan besar dalam cara mereka melakukan bisnis di tahun lalu) daripada bisnis offline. Bisnis dengan konektifitas dasar dan konektifitas menengah sekitar 7 dan 12 kali lebih inofatif.

Lalu bagaimana implementasi untuk IKM? Adopsi teknologi di kalangan IKM saat ini cukup banyak. Survei Delloit sebesar 96% IKM di Indonesia memiliki akses ke computer, 84% memiliki smart phone dan 73% memiliki akses ke internet melalui koneksi fixed atau mobile broadband.

Dalam implementasinya digitalisasi IKM dapat dilakukan di proses penjualan dan promosi produk melalui situs web, media social dan e-commerce. Satu cara yang paling mudah dalam pengunaan digitalisasi adalah melalui web, media social dan e-comerce.  Beberapa keterlibatan IKM dalan digialisasi dapat diaplikasikan melalui beberapa tahapan antara lain :

  1. Bisnis dalam jaringan/daring (online) dasar

Bisnis online dasar merupakan bisnis yang memiliki akses broadband dan alat digital seperti computer dan smartphone, serta memiliki website. Namun bisnis ini tidak terlibat dalam media sosial (kecuali email) dan tidak memiliki kemampuan e-comerce untuk pemesanan atau pembayaran.

  1. Bisnis online menengah

Bisnis online menengah adalah bisnis yang memiliki konektivitas digital dan juga secara aktif terlibat dalam media social dengan mengintegrasikan situs mereka dengan media social. Live cahat atau ulasan konsumen. Bisnis ini belum memiliki kapabilitas e-comerce sepenuhnya.

  1. Bisnis online lanjutan

Bisnis online lanjutan memiliki konektivitas, integrasi jejaring social dan kapabilitas e-comerce. Namun perlu menjadi pertimbangan dalam menerapkan digitalisasi IKM di Indonesia yakni IKM yang berada di daerah terpencil cenderung tidak memiliki keterlibatan secara digital karena akses internet yang tidak dapat menjangkau mereka. Dalam imlementasinya, IKM digitalisasi dan menuju industry 4.0 butuh peran pemerintah dalam menyediakan infrastruktur, regulasi sector digital dan pembatasan investasi dapat memainkan peranan yang besar dalam memperluas dan mempercepat pertumbuhan.

 

Kebijakan pemerintah yang perlu diperhatikan antara lain :

  1. Memfasilitasi IKM mempunyai multiplatform untuk berjualan dan promosi. Dukungan pemerintah berupa program untuk IKM, termasuk program yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan IKM secara digital. Kemitraan yang kuat dengan swasta akan membantu semakin banyak IKM di Indonesia scale up.
  2. Memperluas pembayaran elektronik (e-payment). Dukungan pemerintah dalam hubungannya dengan pembayaran elektronik adalah memastikan system pembayaran mudah di akses, dapat diandalkan dan aman. Hal ini akan membangun kepercayaan konsuemn yang lebih besar dan meningkatkan penggunaan pembayaran secara elektronik
  3. Memperluas akses terhadap investasi. IKM digital membutuhkan gabungan antara sumber investasi yang baik dari domestic maupun internasional, dan hambatan akses investasi akan mengurangi potensi IKM yang betkembang. Kebijakan investasi harus terbuka untuk semua sumber dan jenis modal sehingga IKM di Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari akses yang lebih luas terhadap alat pembayaran mikro secara online.

Strategi dalam mengimplementasikan revolusi industri 4.0 untuk IKM di Indonesia dengan kebijakan pemerintah berupa pemberian insentif pada pelaku usaha padat karya dalam penyediaan dan peningkatan infrastruktur industri, penyiapan SDM industri melalui pendidikan vokasi yang mengarah pada high skill operator, upgrading SDM industri. Hal ini berdampak pada perekonomian nasional yaitu perluasan segmentasi sector industri dengan adanya disruptive manufacturing dengan peningkatan kontribusi sector industri terhadap PDB.

Dengan dukungan pemerintah untuk meningkatkan jumlah IKM yang online , terlibat dengan media social, serta partisipasi dalam e-comerce akan lebih banyak IKM yang bergerak naik dalam tingkat penggunaan digitalisasi baik dari bisnis offline ke online maupun dari skala kecil menuju menengah ke bisnis berkelanjutan. Dengan begitu maka akan terjadi peningkatan kinerja bisnis IKM di Indonesia yang nantinya akan berdampak pada perekonomian nasional. ( berbagai sumber )