Woman Preneurs, Strategi Disperindag Jatim Dalam Meningkatkan Daya Saing Pelaku Usaha Perempuan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur – Perempuan memiliki peranan penting dalam mendorong perekonomian Jawa Timur yang mana berdasarkan data BPS Jatim, perkembangan perempuan pengusaha terhadap total pengusaha yang ada di Jawa Timur pada tahun 2018, 2019, 2020 masing-masing adalah 31,13 persen, 31,87 persen, dan 34,10 persen yang menunjukan bahwa jumlah pengusaha perempuan yang ada di Jawa Timur dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Untuk itu guna mendukung pelaku usaha perempuan agar semakin berdaya, Dinas Perindag Prov. Jatim menggelar kegiatan Womanpreneur dengan mengusung tema Meningkatkan Daya Saing Pelaku Usaha Perempuan Jawa Timur di Masa New Normal, Senin (9/10/2020).

 

Gelaran tersebut dibuka oleh Drajat Irawan selaku Kepala Dinas Perindag Prov. Jatim serta menghadirkan beberapa narasumber yakni David Sukardi Kodrat selaku Dosen Universitas Ciputra Surabaya, Annisa Pratiwi selaku Co Founder PT. Agung Bumi Agro (Ladang Lima), Susilaningsih selaku Owner Sambal DDI, Taufan Muhammad selaku Pemimpin Divisi Mikro Ritel dan Program Bank Jatim, dan di moderatori oleh Janti Gunawan selaku Dosen Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital ITS Surabaya.

 

Dalam paparannya Drajat Irawan selaku Kadis Perindag Prov. Jatim mengatakan bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan ekonomi Jatim mengalami perlambatan pada semester I/2020 dengan kontraksi senilai 1,51 persen. Berdasarkan data BPS Jatim pada semester I/2020 pertumbuhan sektor industri minus 1,02 dan perdagangan minus 4,9.

 

“80 persen industri Jawa Timur paling banyak diisi oleh industri agro dengan jumlah sebanyak 675.779 unit usaha. Sedangkan jumlah industri non agro adalah 143.148 unit usaha,” papar Drajat.

 

Drajat mengatakan bahwa komoditi makanan-minuman (mamin), herbal dan obat-obatan, fashion, dan kerajinan (craft) merupakan jenis-jenis IKM yang banyak dikelola oleh pengusaha perempuan yang ada di Jawa Timur. “Oleh sebab itu perempuan memiliki peran penting khususnya dalam membantu menggerakan ekonomi keluarga melalui wirausaha atau kegiatan yang lain,” tambahnya.

 

Adanya kegiatan semacam ini diharapkan dapat mendorong perempuan-perempuan di Jawa Timur untuk aktif dan kreatif guna mempercepat pemulihan ekonomi serta mensinergikan potensi dengan pasar dalam negeri dan luar negeri.

 

Untuk mendorong potensi pasar luar negeri dan memaksimalkan ekspor produk, Dinas Perindag Prov. Jatim melalui FTA Center Surabaya siap untuk membantu pelaku IKM guna mempercepat peluang untuk melakukan ekspor. Pelaku IKM akan dibimbing dari awal oleh FTA Center Surabaya hingga mampu melakukan ekspor secara mandiri.

 

David Sukardi Kodrat Dosen Universitas Ciputra Surabaya mengatakan bahwa pada masa pandemi Covid-19 terdapat industri yang bangkit dan terpuruk. Untuk industri yang terpuruk diantaranya ada industri perhotelan, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), sinema, dan lainnya. Sedangkan untuk industri yang bertahan ada e-commerce, pengiriman logistik barang/jasa, bank, dan pendidikan.

 

Sembari memberikan semangat kepada pelaku usaha perempuan, David mengatakan bahwa di masa pandemi ini sesungguhnya tidak ada bisnis yang lesu jika pelaku usaha mau kreatif dan menanamkan hal positif di pikirannya ketika menjalankan usaha yang dikelola.

 

“Jadi pikirannya jangan bisnis saya lesu karena hal itu menyebabkan kreatifitas menurun. Tanamkan di pikiran bahwa bisnis saya pasti bertumbuh pesat maka kreatifitas akan tumbuh,” ujar David.

 

Adanya hambatan-hambatan pada masa pandemi Covid-19 harus diterobos dengan gagasan-gagasan kreatif. Menurut David pelaku usaha harus meninggalkan mental sinterklas yang berarti menunggu bantuan dari pemerintah dan mulai mengubah diri untuk memiliki mental yang mandiri dan mampu dalam berswadaya sendiri.

 

“Selain itu pelaku usaha juga harus growth mindset, harus punya mimpi, ambisi, dan berkeinginan untuk melipat gandakan usahanya,” ungkapnya memotivasi peserta yang mayoritas adalah pelaku usaha perempuan.

 

David menghimbau kepada para peserta untuk terus melakukan inovasi karena setelah adanya pandemi Covid-19 akan ada perubahan perilaku dari masyarakat. Masyarakat akan lebih senang tinggal dirumah, melakukan jaga jarak, memperhitungkan skala kebutuhan dasar, serta lebih berempati.

 

Selanjutnya pemaparan dilanjutkan oleh Annisa Pratiwi selaku Co Founder PT. Agung Bumi Agro (Ladang Lima) yang menjelaskan tentang strategi meraih pasar di masa pandemi Covid-19. Anisa mengatakan di masa pandemi seperti sekarang pelaku usaha harus melakukan inovasi dengan menghadirkan tambahan kelebihan (value) sebagai nilai tambah jual.

 

“Jadi di masa pandemi Covid-19 dalam sebuah produk yang dijual harus ada tambahan kelebihan (value), misalkan snack yang mengandung anti oksidan,” kata Annisa.

 

Kemudian pelaku usaha mencari channel penjualan baru (Shifting) dengan cara melakukan jemput bola serta melakukan inovasi produk. Untuk melakukan kegiatan promosi, pelaku usaha bisa melakukan kolaborsi dengan brand lain, melakukan optimasi online digital dengan mencari KOL (Key Opinion Leader), sampling online untuk mendapatkan traffic, mengoptimalisasi penggunaan FB dan IG Ads, placement di semua e-commerce dan melakukan live shopping.

 

Susilaningsih selaku Owner Sambal DDI menceritakan pengalamannya menjadi wirausaha. Inovasi dalam membuat beragam jenis sambal dimulai ketika dirinya ingin memiliki kesibukan setelah pensiun. Selain itu ketika dirinya pergi ke luar negeri pada tahun 2011, dirinya ingin makan menggunakan sambal namun tidak menemukan sambal yang enak di luar negeri.

 

“Hal tersebut membuat saya memulai inovasi membuat sambal yang saya mulai pada waktu itu dengan varian pedas dan dengan bahan cabe yang saya beli dengan harga Rp. 5 ribu,” ungkapnya.

 

Kemudian lambat laun konsumennya mulai meningkat, sehingga dirinya mulai memberanikan diri untuk melakukan tes pasar untuk ekspor. Meskipun masih skala rumahan dan tergolong IKM, sambal miliknya sudah berhasil melakukan ekspor sejak tahun 2016 hingga saat ini.

 

“Kuncinya terus maju, inovasi, dan menjaga standar olahan makanan contohnya HACCP. Jadi walaupun kita masih IKM tapi harus punya mindset ekspor,” ujar perempuan pemiliki sambal DDI ini.

 

Pemaparan dari para narasumber diakhiri dengan paparan yang disampaikan oleh Taufan Muhammad selaku Pemimpin Divisi Mikro Ritel dan Program Bank Jatim tentang pembiayaan dan fasilitasi pembiayaan bagi para pelaku usaha.

 

“Jadi untuk memperkuat modal usaha bagi para pelaku usaha ada kredit dana bergulir (dagulir), kami akan terus mengembangkan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang ada di Jawa Timur dengan akses permodalan yang cepat dan mudah,” ujar Taufan.

 

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi para pelaku usaha perempuan dalam upaya meningkatkan daya saing produknya di masa new normal.