Udang Vannamei Jadi Primadona Komoditi Ekspor Jatim

Udang vannamei atau udang kaki putih menjadi primadona ekspor Jawa Timur dengan permintaan global yang masih sangat tinggi hingga saat ini. Tingginya permintaan udang vannamei tersebut disampaikan secara langsung oleh Agus Sutikno selaku SKL Seafood Industry PT Sumber Karunia Laut dalam kunjungan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur ke perusahaan eksportir udang yang berlokasi di Pergudangan Meiko Abadi, Buduran, Sidoarjo, Senin (21/9/2020).

 

Agus Sutikno mengatakan bahwa kebijakan lockdown di banyak negara yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 justru membawa dampak positif bagi sektor komoditi udang di Jawa Timur. “Naiknya permintaan udang vannnamei salah satunya diakibatkan karena India sebagai eksportir udang nomor satu di dunia memberlakukan kebijakan lockdown yang mengakibatkan pasokan udang secara global menurun,” ungkap Agus.

 

Ketika ditanyai soal kapasitas produk udang vannamei dalam satu hari, Agus mengatakan bahwa total produk udang kupas di PT.SKL mencapai 5 ton dalam satu hari.

 

Lebih lanjut, Agus menambahkan bahwa bahan baku udang vannamei dari PT.SKL diperoleh dari beberapa kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur seperti Tuban, Lamongan, Bondowoso, dan Banyuwangi.

 

Produk udang kupas dari PT.SKL memiliki pasar ekspor ke sejumlah negara dunia dengan pasar utama adalah Jepang, dan disusul oleh beberapa negara lain seperti Vietnam dan Taiwan. Secara umum, Agus menjelaskan bahwa permintaan udang vannamei secara global sangat tinggi. Namun di Indonesia, termasuk Jawa Timur luas lahan tambak masih belum sebanding dengan jumlah industri.

 

Kondisi ini menjadi salah satu penghambat berkurangnya daya saing udang Indonesia dengan negara kompetitor yaitu India, hal ini secara nyata bisa dilihat dari harga komoditi udang di India yang lebih murah USD 1-1,5 dibandingkan dengan udang asal Indonesia.

 

Melihat fenomena tersebut, Drajat Irawan selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mendukung komoditi udang sebagai salah satu unggulan ekspor Jawa Timur yang berdaya saing tinggi di tingkat global.

 

“Disperindag Prov. Jatim melalui FTA Center Surabaya siap memberikan pendampingan, konsultasi, maupun sosialisasi terkait regulasi ekspor,” tegas Drajat.

 

Selain itu beberapa kegiatan seperti business matching dengan negara lain gencar dilakukan oleh Disperindag Jatim untuk menemukan pasar-pasar baru.

 

“Untuk para pelaku usaha yang ingin menikmati fasilitas tarif preferensi maka perlu diperhatikan bahwa produk yang akan dieskpor harus memenuhi ketentuan asal barang yang dibuktikan dengan kepemilikan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA). Untuk ekspor ke negara Amerika Serikat (AS) dapat menggunakan SKA Form A, Form IJEPA digunakan untuk negara Jepang, dan form E untuk negara China,” pungkas Drajat.