Tekan Impor Barang Konsumsi, Kemendag Terbitkan Permendag Nomor 68 Tahun 2020

Kementerian   Perdagangan   menerbitkan   Peraturan   Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 Tahun 2020 Tentang Ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, dan  Sepeda  Roda  Dua  dan  Roda  Tiga.  Tujuan  penerbitan  Permendag  ini  adalah  untuk  menekan impor barang konsumsi yang masuk ke Indonesia. Permendag ini ditetapkan sejak 19 Agustus 2020 dan mulai berlaku 28 Agustus 2020.

 

“ Pada Mei - Juni  2020  terjadi  kenaikan  impor  barang  konsumsi  sebesar  50,64  persen  dengan produk  berupa  tank,  makanan  dan  minuman,  alas  kaki,  elektronik,  dan  sebagainya.  Bahkan, terdapat  beberapa  barang yangnilai  pertumbuhannya  di  atas  70  persen.  Untuk  itu,  Kemendag perlu melakukan pengaturan impor terhadap barang-barang tersebut,”jelas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Dalam Permendag tersebut, terdapat tiga jenis kelompok barang yang diatur tata niaganya dengan jumlah total pos tarif/HS sebanyak 11 HS. Untuk kelompok alas kaki yang diatur dalam Permendag ini adalah alas kaki dengan sol dari karet dengan pos tarif/HS 6404.11.10, 6404.11.20, 6404.11.90, 6404.19.00, dan 6404.20.00.

 

Sedangkan, untuk elektronik yang diatur adalah mesin pengatur suhu udaradengan  pos  tarif/HS  8415.10.10  dan  8415.10.90.  Kemudian,  untuk  sepeda  roda  dua  dan roda tiga yang diatur adalah pos tarif/HS 8712.00.10, 8712.00.20, 8712.00.30, dan 8712.00.90. Saat  ini,  komoditas  alas  kaki  dan  elektronik  diatur  dalam  Permendag  Nomor  87 Tahun  2015  jo Permendag   Nomor   28   Tahun   2020   tentang   Ketentuan   Impor   Produk   Tertentu   yang   dalam peraturan   tersebut   hanya   mewajibkan   Laporan   Surveyor   (LS)   dan   mekanisme   pemeriksaan dokumen  impor  dilakukan  setelah  melewati  kawasan  pabean (post  border).

 

Sedangkan, untuk komoditas sepeda sebelumnya tidak diatur tata niaga impornya.“Dengan Permendag Nomor 68 Tahun 2020 ini, para pelaku usaha wajib memiliki Persetujuan Impor (PI) dan LS untuk pemenuhan persyaratan impor komoditas tersebut. Selain itu, mekanisme pengawasan yang dilakukan juga mengalami perubahan, yang semula dilakukan di luar kawasan pabean (postborder) kini dilakukan di kawasan pabean (border),”imbuh Mendag.

 

Selain  itu,  Permendag  ini  juga  mengatur  pelabuhan  tujuan  yang  dapat  digunakan  sebagai  pintu masuk. Pelabuhan laut yang dapat digunakan adalah Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung  Emas  di  Semarang,  Tanjung  Perak  di  Surabaya,  Soekarno  Hatta  di  Makassar,  Dumai  di Dumai, Jayapura di Jayapura, Tarakan di Tarakan, Krueng Geukuh di Aceh Utara, Bitung di Bitung, Merak Mas di Cilegon, dan Kuala Langsa di Langsa. Untuk  pelabuhan  darat,  yang  dapat  digunakan  adalah  Cikarang  Dry  Port  di  Bekasi.  Sedangkan, untuk  pelabuhan  udara  adalah  Kualanamu  di  Deli  Serdang,  Soekarno  Hatta  di  Tangerang,  Ahmad Yani di Semarang, Juanda di Surabaya, dan Hasanuddin di Makassar.

 

Direktur Jenderal  Perdagangan  Luar  Negeri  Didi  Sumedi  menambahkan,  Permendag  ini  juga mewajibkan   para   importir   untuk   menyampaikan   laporan   pelaksanaan   impornya. “Laporan tersebut  dapat dilakukan  secara  elektronik,  baik  terealisasi  maupun  tidak  terealisasi  setiap  bulan paling  lambat  tanggal  15  bulan  berikutnya  melalui  laman http://inatrade.kemendag.go.id,” terang Didi. Untuk LS alas kaki yang telah diterbitkan berdasarkan Permendag Nomor 87/M-DAG/PER/10/2015 tentang  Ketentuan  Impor  Produk  Tertentu  sebagaimana  telah  beberapa  kali  diubah,  terakhir dengan  Permendag  Nomor  28  Tahun  2020,  dinyatakan  tetap  berlaku  sampai  dengan  selesainya pelaksanaan impor oleh importir.Hal serupa juga berlaku untuk LS elektronik.

 

Bagi LS untuk elektronik berupa mesin pengatur suhu yang    telah    diterbitkan    berdasarkan    Permendag    Nomor    84/M-DAG/PER/10/2015    tentang Ketentuan  Impor  Barang  Berbasis  Sistem  Pendingin  sebagaimana  telah  beberapa  kali  diubah, terakhir  dengan  Permendag  Nomor  18  Tahun  2018,  dinyatakan  tetap  berlaku  sampai  dengan selesainya pelaksanaan Impor oleh importir. “ Sedangkan, untuk impor sepeda roda dua dan roda tiga yang dikapalkan sebelum Permendag ini berlaku  dan  dapat  dibuktikan  dengan  tanggal  konosemen  (Bill  of  Lading),  Permendag  ini  tidak berlaku,”pungkas Didi.

 

Unduh Permendag No. 68 tahun 2020

 

Sumber: Siaran Pers Kemendag Repeublik Indonesia