Target Kinerja 99 Hari Kerja Gubernur dan Wagub Jatim 2019 - 2024, Kembangkan ESIER dan E-SAR'I

Dalam buku 99  Hari Program Kerja, pasangan Khofifah-Emil akan mengembangkan program-program yang dapat menumbuhkan geliat ekonomi kreatif yang inklusif di Jawa Timur. Dalam bhakti Jatim Berdaya terdapat program EASIER yakni  konsep yang mempertemukan antar IKM/UMKM dengan supplier dan buyer potensial. Program didesain untuk mendorong perkembangan IKM dengan mengintegrasikan stakeholder dalam satu kesatuan di lokasi yang modern, murah, dan terintegrasi sehingga mewujudkan pendampingan manajerial, pemahaman akan birokrasi , pemasaran secara terpadu, efektif, efisien dan up to date.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sebuah daerah bisa diukur dari besaran kontribusi masyarakatnya dalam aktifitas ekonomi. Salah satu kekuatan ekonomi yang dimiliki Jawa Timur ada pada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM). Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh kinerja bagus dari UKM/IKM.

Dengan melihat peran signifikan UMKM dalam menggerakan ekonomi Jawa Timur, maka menjadi penting untuk mendesain program kebijakan yang bertujuan pada penguatan UMKM. Program tersebut diantaranya strategi nyata untuk mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan efisiensi, dan ketersediaan bahan baku yang bagus dan murah, alat produksi yang up to date, dan tidak kalah penting adalah penyederhanaan perijinan.

Tantangan sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016, tekanan sangat dirasakan pelaku UKM/IKM dengan hadirnya produk-produk dari China yang masuk lewat Thailand dan Vietnam dengan harga yang lebih murah. Situasi ini disebabkan karena, pertama, tingkat efisiensi yang kurang sehingga menyebabkan harga akhir produk menjadi mahal dan tidak kompetitif. Kedua, akses pemasaran dan informasi pasar bagi perkembangan usaha. Keterbatasan dalam membaca selera pasar dan mengenal produk sejenis dari pelaku usaha lain merupakan persoalan yang banyak dihadapi oleh pelaku UMKM Jawa Timur maka menjadi penting untuk menyediakan infrastruktur dan jaringan pendukung bagi perluasan akses informasi dan akses pasar bagi UKM/IKM.

 

IKM Subyek Usaha

Dalam penjelasannya, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa EASIER adalah suatu program yang didesain untuk mendorong pertumbuhan UKM/IKM dengan cara mengintegrasikan stakeholder dalam satu kesatuan di lokasi yang modern, murah dan terintegrasi sehingga dapat mewujudkan pendampingan managerial, pemahaman akan birokrasi, pemasaran secara terpadu, efektif, efisien, dan up to date.

EASIER menjadikan UKM/IKM sebagai subyek usaha dan pelaku utama dalam kegiatan EASIER. Dengan EASIER perkembangan UKM/IKM akan lebih optimal karena adanya jaminan ketersediaan bahan baku. Program ini juga mendampingi UKM/IKM dalam sisi manajerial dan keuangan. Contoh kasus, pengusaha UKM/IKM tas di Tanggulangin Sidoarjo membeli bahan baku dari Jakarta dengan adanya EASIER maka bahan baku bisa tersedia di Jawa Timur. Hal tersebut secara langsung akan memotong rantai distribusi dan logistic yang tentunya akan meningkatkan efisensi di Jawa Timur. Dalam 99 hari pertama, konsep pengembangan EASIER berbasis Pusat Logistik Berikat (PLB) akan dimatangkan dan diestimasi potensi penghematan biaya logistic serta rencana kongkrit pengembangannya siap untuk diluncurkan.

EASIER turut menawarkan konsep ruang pamer baik komoditi untuk tujuan ekspor, bahan baku, bahan penolong maupun mesin/peralatan mesin produksi, yang akan mempertemukan antara UK/IKM dengan potensial supplier maupun buyernya. Ruang pamer ini akan turut terintegrasi dalam kawasan PLB.

 

Santri Wirausaha

Selain itu, juga ada Empowering Santri For Enterpreneurship and Innovation (E-SAR’I) yang merupakan sebuah program untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha baru di pondok-pondok pesantren di Jawa Timur. Pemprov Jatim meluncurkan program E-SAR’I yang focus membina, memotivasi dan mendidik santri agar siap menjadi wirausahawan baru.

Konsep E-SAR’I didalamnya nanti terdapat beberapa program yang nantinya diharapkan mampu mendorong ide-ide kreatif santri untuk bisa di monotize menjadi sebuah produk atau jasa yang layak jual. Dalam konsep E-SAR’I nantinya terdiri dari 4 sub-program yaitu: memfasilitasi tumbuhnya workingspace yang berlokasi di pesantren. Didalam workingspace ini nantinya akan dikumpulkan santri-santri yang mempunyai ide bisnis menarik dan inovatif yang akan dikembangkan.

Selain itu Pemprov tidak membiarkan santri tersebut berpikir dan bekerja sendiri, tetapi ada mentoring yang bisa bekerjasama dengan ABC (Academic, Business, Community), sehingga nantinya santri-santri calon wirausaha baru yang mempunyai terobosan ide dan inovatif dapat berdiskusi secara intens dengan para mentor mereka sesuai dengan kepakarannya.

Seteah melalui proses seleksi yang cukup, kemudain, talenta-talenta santri wirausahawan baru ini nantinya akan difasilitasi  untuk mendapatkan bantuan pendanaan nantinya tidak hanya berupa fasilitas hibah dari pemerintah saja, tetapi meeka akan dibantu dan didorong untuk mendapatkan pendanaan dari luar.

Santri wirausahawan baru yang sudah mendapatkan bantuan dana tersebut, kemudaian didorong dan dibantu untuk dibukakan pasar, baik dalam bentuk online maupun offline. Dengan platform digital yang sudah ada, dan membangun koneksi dengan jaringan supermarket/minimarket, jaringan hotel maupun jaringan-jaringan offline yang lain di Jawa Timur.

 

Sumber: Media Indag Volume XIV No 53 Januari – Maret 2019