Potensi dan Peluang Industri Perhiasan Jawa Timur

Potensi dan Peluang

Industri Perhiasan Jawa Timur

 

P

erhiasan merupakan salah satu produk ekspor potensial Jawa Timur yang diharapkan dapat ditingkatkan dan dikembangkan nilai ekspornya ke seluruh dunia. Meskipun kini peran perhiasan sebagai komoditi ekspor belum signifikan, namun produk perhiasan digolongkan sebagai sebagai salah satu komoditi ekspor potensial Jawa Timur karena produk perhiasan Jawa Timur dinilai memiliki kemampuan untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya serta tergolong labor intensive (job creation). Melalui kemampuan sumber daya manusia yang ada, Jawa Timur dapat memproduksi perhiasan dengan kualitas tinggi. Kemampuan mengukir yang sudah dikenal sejak dulu dan didukung dengan bahan baku berkualitas sehingga dapay menghasilkan produk-produk yang unik, berbeda dan memiliki nilai jual tinggi. Namun disamping kualitas produk, hal yang diperhatikan yaitu trend mode dan segmen pasar yang akan dituju. Kini sudah saatnya perhiasan Jawa Timur baik perhiasan emas, perak, batu mulia, dan batu-batu lainnya ditampilkan lebih sering di pasar internasional dan menjadi go internasional antara lain dengan mengembangkan produk yang memiliki cirri khas/etnis budaya Jawa Timur yang tidak dimiliki oleh daerah serta Negara lain.

Penyelenggaraan Pameran Surabaya International Jewellery (SIJP) ke XVII Tahun 2012 ini sangatlah tepat karena konsidi perekonomian yang mulai bangkit dari dampak krisis perekonomian dunia dan saat ini kinerja perekonomian Jawa Timur pada tahun 2012 menunjukkan perkembangan positif. Secara makro, kinerja perekonomian Jawa Timur pada Semester I Tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa sebesar 7,23% dengan PDRB sebesar Rp 483,90 trilyun diatas pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 6,4%. Struktur ekonomi Jawa Timur pada semester I Tahun 2012, masih didominasi oleh tiga sector utama yang memberikan kontribusi sebesar 73,86% yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 30,04%, sektor Industri Pengolahan sebesar 26,66% dan sektor Pertanian sebesar 17,16%.

Perkembangan ekspor non-migas Jawa Timur pada bulan Januari sampai Juli 2012 sebesar US$ 8.492 juta sementara itu pada periode yang sama tahun 2011 sebesar US$ 10.907 juta, terdapat penurunan sebesar 22,14%. Sementara total ekspor Jawa Timur pada Januari-Juli 2011 sebesar US$ 9.019 juta, sehingga kontribusi ekspor non-migas terhadap total ekpor Jawa Timur sebesar 94, 2%. Walaupun kondisi perekonomian dunia saat ini masih belum pulih namun perhiasan khususnya emas tetap merupakan benda berharga untuk keperluan investasi, sehingga perhiasan yang bermutu dan berkelas dunia tetap banyak diminati untuk para konsumen. Hal ini, juga dikarenakan semakin meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia dengan rata-rata pendapatan perkapita rata-rata lebih dari US$ 3.000.

 

Kondisi Industri Perhiasan di Jawa Timur

            Indonesia termasuk dari 10 besar produsen perhiasan emas dunia, namun nilai ekpor perhiasan produksi Indonesia masih belum maksimal. Tahun ini Indonesia menargetkan ekspor perhiasan senilai US$ 457,67 juta. Target tersebut akan dinaikan akan menjadi 500 juta dollar AS pada 2013. Jawa Timur saat ini mempunyai 26 unit industry perhiasan skala besar dan menengah, disamping kurang lebih ±1.854 unit usaha industri kecil perhiasan di sentra-sentra industri kecil perhiasan emas, perak, batu mulia, dan di sektor produksi mampu menyerap tenaga kerja ±17.600 orang.

            Pada periode Januari-Agustus 2012 ekspor perhiasan di Jawa Timur sebesar US$ 826,478 juta atau naik 93,62% disbanding periode yang sama tahun 2011 sebesar US$ 426,864 juta. Negara tujuan ekspor perhiasan Jawa Timur adalah: Jepang, Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Apabila target ekspor perhiasan nasional sebesar US$ 826,478 juta telah melampaui target nasional. Hal ini menandakan bahwa dukungan provinsi Jawa Timur terhadap ekspor perhiasan nasional cukuplah besar, disamping itu produk-produk perhiasan Jawa Timur tidak kalah bersaing dengan produk-produk sejenis dari Negara lain.

            Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong peningkatan ekspor perhiasan nasional cukup besar, salah satunya berdirinya gemopolish sebagai pusat industry perhiasan. Adapun beberapa kendala yang dihadapi industri perhiasan Jawa Timur, antara lain:

a.   Masih belum adanya sertifikasi

b.   Masih belum ada lembaga yang bisa membuat sertifikasi untuk memberikan lambing standar mutu dari perhiasan-perhiasan atau logam mulia.

c.   Teknologi yang belum merata

d.   Fiskal atau perijinan yang masih memberatkan

e.   Lemahnya keterkaitan industry dengan desainer

f.     Komunikasi antar asosiasi dengan perajin masih kurang

Pengembangan desain dan kreatifitas merupakan suatu keharusan dalam proses menuju Jawa Timur yang maju dan kreatif. Oleh karena itu, kedepan Provinsi Jawa Timur diharapkan menjadi pengembangan industry berbasis budaya dan kreatif. Hanya melalui dukungan konkrit serta mendahulukan penggunaan produksi dalam negeri, maka dapat memperkuat pondasi perekonomian Jawa Timur.

Dari analisa SWOT tersebut, beberapa program dan kegiatan kedepan yang akan diupayakan antara lain, pertama membangun “brand” sendiri. Kedua memperlakukan konsumen dengan cara baik, bersahabat dana simpatik. Ketiga menjaga komunikasi dengan konsumen. Keempat menjaga keautentikkan dan etika. Kelima meningkatkan daya saing melalui peningkatan mutu, kemampuan produksi, desain dan standar pengasahan perhiasan. Keenam pengembangan sentra perhiasan dan batu mulia potensial Pengembangan Teknologi Pengelolaan.

Penguatan dan pengembangan klaster perhiasaan melalui pengembangan KKIP untuk melengkapi pusat perdagangan emas Jawa Timur (empire palace) serta mengikuti pameran-pameran di Luar Negeri utamanya di negara-negara pusat produksi dan perdagangan emas atau perhiasan tingkat dunia. Antara lain Pameran Perhiasan-Perhiasan di Hongkong, Thailand, Italia, dan India, serta mengikuti pameran dalam negeri bertaraf Internasional di Surabaya (SIJF).