PILAH-PILIH BATIK MADURA

PILAH-PILIH BATIK MADURA

S

ecara etimologi, kata “batik” berasal dari bahasa jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik” yang merujuk pada pembuatan corak, yang diaplikasikan pada media kain. Namun, batik bukan hanya milik jawa saja. Di pulau Madura yang berbeda suku dengan Jawa, Batik Madura juga mempunyai cirri khas dan corak yang sangat berbeda. Seni batik Madura diperkirakan masuk sejak tahun 1293, yang terus berlanjut hingga abad ke-17. Saat itu, kerajaan Sumenep di pulau garam ini dipimpin oleh Ario Prabuwinoko. Oleh adipati ini, batik Madura mulai dikenalkan sebagai warisan leluhur yang berbeda dengan batik milik suku Jawa yang sangat beragam.

          Mungkin karena dikenal sebagai pulau penghasil garam, maka batik Madura banyak bercorak dengan titik–titik berwarna putih, layaknya butiran garam yang dihasilkan di pulau utara pulau Jawa Timur ini. Dot pattern ini semakin sering menjadi cirri utama batik Madura. Selain itu berbagai ornament flora ataupun fauna juga dijadikan corak utama pada batik ini.

          Secara umum desain batik Madura terpengaruh oleh kepantaian pulau Madura. Warna merah, hijau, biru dan kuning menjadi symbol bagaimana batik ini menyesuaikan corak alam riil pulau Madura. Jika dilihat secara filosofi warna–warna tersebut mempunyai arti tertentu. Disinilah kita bias memilih batik Madura mana yang sesuai keinginan kita.

Filosofi Warna

          Hijau, kebanyakan digunakan pada batik buatan dari kabupaten Bangkalan. Warna Hijau ini diadaptasi dari berkembangnya Agama Islam yang masuk ke pulau Madura. Bukan hanya secara religi, warna hijau yang berkonotasi dengan warna daun, menggambarkan symbol dewa kesuburan saat kerajaan majapahit masih berkuasa dinegeri ini. Biru, merupakan warna yang dapat diartikan sebagai warna natural sebuah daerah kepulauan, warna ini menggambarkan bahwa pulau Madura dikelilingi bentangan laut biru nan luas.

          Merah, bukan berarti hanya berani. Sifat orang suku Madura yang kuat dan tegas menjadikan warna ini bermakna sebuah kekuatan orang Madura yang sangat kuat, tegar dalam menghadapi permasalahan apapun. Kuning, bermakna beberapa daerah bagian Madura digambarkan cukup subur untuk dijadikan pertanian. Warna kuning digambarkan sebagai padi yang siap dipanen yang sudah menguning.

Beda Daerah, Beda Makna

          Tiap daerah di pulau Madura, coraknya pun memiliki khas masing–masing. Karakternya bisa dimaknai sebagai arti harfiah karakter dongeng local. Motif tulis ini dikenal sebagai motif “gejekreng”, “lamuk”, dan “panji”. Batik Sampang dan batik Sumenep hamper memiliki cirri yang sama. Corak flora dan fauna sangat kental. Hanya saja batik Sumenep lebih detail menggambarkan flora dan faunanya, semisal motif ayam bekisar atau bunga teratai. Sementara batik Sampang, cukup mempunyai warna yang lebih variatif dan “nggenjreng” (kontras), meski corak flora dan faunanya tidak sedetail batik Sumenep.

          Sementara, batik Pamekasan, lebih berciri perpaduan dari semua motif batik yang ada di pulau Madura. Motifnya ada yang abstrak, “lawasan” (vintage), dan “gunungan”. Motif batik abstrak, cenderung berbentuk garis–garis seperti serat kayu, sepintas berwarna kuning gading, dengan motif standart serta warna sejuk tidak terlalu mencolok. Untuk motif “gunungan”,  berupa batik yang tidak terlalu penuh dengan motif. Motif yang dimaksud adalah motif berbagai corak yang dituangkan dalam satu kreasi saat membatik. Batik “Gunungan”  yaitu dengan bentuk diatas penuh dengan motif, sedangkan dibawah jarang–jarang. Berbagai macam corak dan warna batik Madura menjadikan tambahan batik nasional di Indonesia, dan cukup membanggakan daerah di Jawa Timur.