Pemprov Jatim Kembali Gelar Operasi Pasar di Pasar Larangan Sidoarjo

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Bulog Jatim melaksanakan operasi pasar di sejumlah area pasar yang berada di beberapa wilayah Jawa Timur, (5/2).

Pada hari ini Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi oleh beberapa kepala OPD Jatim salah satunya Kadisperindag Jatim, Iwan kembali melaksanakan operasi pasar di pasar Larangan, Sidoarjo setelah kemarin berhasil melaksanakan kegiatan serupa di pasar Pucang, Surabaya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya memastikan distribusi beras lancar di pasaran dan harganya kembali normal, salah satunya dengan terus memasifkan operasi pasar beras murah.

Pada hari kedua operasi pasar beras murah, Gubernur Khofifah kembali memantau langsung pelaksanaan operasi pasar di Pasar Larangan Sidoarjo. Berkolaborasi dengan Pemkab Sidoarjo, BULOG dan PT. Jatim Graha Utama, operasi pasar beras murah ini merupakan rangkaian dari operasi pasar yang akan terus digelar di seluruh Kab/Kota di Jatim sampai harga beras terpantau kembali stabil.

“Jadi mulai kemarin, saya minta Pemprov, Pemkab dan Pemkot semuaya ikut melakukan intervensi bagi perluasan distribusi beras yang untuk medium di kisaran Rp 45.000 – 46.000 /5kg,” ungkap Gubernur Khofifah seusai meninjau jalannya operasi pasar beras murah.

Jika pada operasi pasar beras murah di Surabaya pada Sabtu kemarin, beras medium dijual dengan harga Rp 9.200/kg atau Rp 46.000/5kg, maka berbeda dengan operasi pasar kali ini, beras medium dijual murah dengan harga Rp. 9.000/kg atau Rp. 45.000/5kg.

Harga tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium yaitu Rp 9.450/kg.

“Kalau disini tadi saya lihat untuk beras medium dijual di harga Rp 9.000/kg nya. Ini artinya masih dibawah HET yaitu Rp 9.450/kg,” kata Khofifah.

Merespon antusiasme tersebut, Gubernur Khofifah juga kembali meminta kerjasama dari seluruh stakeholder terkait juga para distributor, agar ikut membantu proses percepatan distribusi beras kepada konsumen, dengan harga maksimal sesuai HET yaitu Rp 9.450/kg.

Khofifah berharap, melalui operasi pasar semacam ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat, jika harga beras bisa kembali pada titik yang bisa dijangkau lebih luas oleh masyarakat. Hal ini mengingat beras merupakan kebutuhan pokok yang menjadi prioritas bagi masyarakat.

“Bersama-sama kita ikhtiarkan supaya kebutuhan pokok masyarakat semua bisa makin terjangkau sehingga daya belinya makin meningkat,” pungkas Khofifah.