Misi Dagang NTT Jatim, Upaya Penguatan Kemitraan dan Perdagangan di Tengah Pandemi Covid-19

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur – Dalam rangka memperkuat perdagangan antar wilayah serta upaya memulihkan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur kembali menggelar kegiatan misi dagang di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri oleh 45 pelaku usaha yang berasal dari Jatim (20 pelaku usaha yang mendapatkan fasilitasi Dinas Perindag Prov. Jatim dan 25 pelaku usaha mandiri dari berbagai OPD Jatim) serta 81 pelaku usaha dari NTT.

Dibuka pukul 11.00 WITA, sementara total transaksi yang dihasilkan sampai pukul 15.00 WITA mencapai Rp. 212.215.700.000,- dengan 64 jumlah transaksi. Untuk komoditi yang ditransaksikan ada bibit tanaman buah, arang kelapa, pupuk organik, bibit bawang merah, telur, porang, jahe, beras, daging ayam, garam, cengkeh, bahan bangunan, jagung, mente, dan lain-lain.

Kegiatan yang dijalankan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Emil mengatakan bahwa kegiatan Misi Dagang kali ini merupakan upaya membangun persaudaraan antara Jatim dan NTT untuk sama-sama bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.   

“Kami meyakini bahwa NTT memiliki potensi yang luar biasa begitu pula Jatim, namun begitu potensi ini tidak akan bisa maksimal jika kita tidak saling berdagang. Maka dari itu inilah yang didorong oleh para ekonom yang menyatakan teori keunggulan komparatif, teori keunggulan kompetitif, yang mana pada intinya masyarakat akan diuntungkan jika mereka berdagang,” kata Emil Elestianto Dardak di Aston Kupang Hotel & Convention Center, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (26/10/2020).

Menurut Emil dengan berdagang maka masing-masing wilayah bisa fokus pada keunggulan masing-masing dan dapat melakukan produksi dengan lebih efisien, dirinya berharap jika pintu perdagangan antar kedua wilayah ini terbuka maka keduanya mampu membangun keunggulan komoditasnya masing-masing.

“Kalau secara luas daratan, Jatim dan NTT sama-sama memiliki luasan kurang lebih 47 ribu km2. Saat ini kami berada di Pulau Timor, lalu di Flores ada Labuan Bajo, Pulau Sumba, dll. Kami meyakini bahwa NTT akan menjadi the new territories of tourism dan kita wujudkan dengan Jatim sebagai sahabat dan sebagai mitra,” ujar Emil.

Emil mengatakan walaupun masih pandemi Covid-19 namun hal tersebut jangan sampai membuat pesimis terhadap masa depan.

“Kalau pesimis maka kita akan tersugesti dan berhenti belajar. Seperti efek bola salju jika didorong akan semakin besar. Kalau ini maka semakin didorong semakin hilang. Inilah sebabnya kita harus optimistis, maka kita keluar dari pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Jumlah penduduk Jatim saat ini mencapai 40 juta jiwa, sedangkan NTT dengan jumlah luasan wilayah yang hampir setara jumlah penduduknya hanya 5 juta. NTT saat ini fokus memaksimalkan potensi alam sedangkan Jatim berusaha meningkatkan potensi industrinya seperti industri petrokimia, industri berbasis capital expenditure dengan intensif. Sehingga harapannya jika keduanya bisa saling bekerja sama maka akan muncul manfaat bagi kedua belah pihak.

Emil juga mengingatkan bahwa di NTT terdapat Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jawa Timur, yang mana masing-masing bisa saling besinergi dengan mengedepankan kepercayaan atau trust.

Adapun gelaran misi dagang kali ini merupakan fasilitas Pemprov. Jatim melalui Dinas Perindag Prov. Jatim untuk mempertemukan para pelaku usaha guna mengidentifikasi dan menyebarluaskan potensi produk perindustrian, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan peluang investasi. Tak hanya membuka gelaran misi dagang, kegiatan ini sekaligus menjalankan misi membangun kerja sama antar daerah. Bentuk implementasinya adalah penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov. Jatim dan NTT, kerja sama bidang industri dan perdagangan antara Dinas Perindag Prov. Jatim dan NTT, beserta kerja sama antar OPD lain yang ada di Jatim dan NTT.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Prov. Jatim, Drajat Irawan berharap agar semua pihak dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

“Misi Dagang ini sekiranya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat menciptakan sinergitas khususnya dalam hubungan kerjasama di sektor Industri dan Perdagangan serta mewujudkan kedaulatan pasar dalam negeri dengan melestarikan, mencintai, bangga dan mau membeli serta memakai produk buatan negeri sendiri sehingga dapat memicu peningkatan transaksi perdagangan dalam negeri,” pungkas Drajat.