Coaching Clinic untuk Tingkatkan Ekspor Jawa Timur

(Kota Surabaya, 23 November 2020) – Guna meningkatkan gairah ekspor Jawa Timur di masa pandemi Covid-19, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur melalui dana dekonsentrasi Kementrian Perdagangan bersinergi dengan FTA Center Surabaya, rutin menggelar kegiatan coaching clinic. Kegiatan tersebut digelar dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman pelaku usaha di daerah tentang pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam mendukung peningkatan ekspor non migas di Jawa Timur. Gelaran Coaching Clinic telah digelar dibeberapa kab/kota di Jawa Timur antara lain di Gresik, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi.

Drajat Irawan selaku Kepala Dinas Perindag Prov. Jatim mengatakan bahwa untuk meningkatkan potensi ekspor diperlukan sinergitas dari para stakeholder seperti pemerintah, akademisi, asosiasi, serta pelaku usaha itu sendiri. Selain itu beberapa strategi juga telah dilakukan oleh Pemprov. Jatim melalui Dinas Perindag Prov. Jatim dalam meningkatkan kinerja perdagangan Internasional Jatim.

Strategi tersebut diantaranya adalah meningkatkan daya saing produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) berorientasi ekspor melalui fasilitasi standarisasi, lalu fasilitasi kelancaran proses ekspor melalui koordinasi dengan instansi sektoral terkait kegiatan ekspor, mendorong pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas kepada pelaku usaha dan mengoptimalkan penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA). Kemudian juga dilakukan inovasi teknologi melalui aplikasi Sistem Informasi Perdagangan Internasional (Sipintar) dan dashboard PEPI, kemudian memperluas akses pasar melalui kegiatan Business Matching, menyediakan layanan publik INDAG Center, serta mengoptimalkan peran dan fungsi FTA Center untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor Jawa Timur.
”Program Coaching Clinic merupakan salah satu program pendampingan Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan pengatahuan pelaku usaha dalam memanfaatkan peluang pasar potensial negara negara mitra FTA,” kata Drajat.

Drajat menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memasuki pasar ekspor yaitu permasalahan permodalan, penguasaan teknologi dan informasi yang minim, keterbatasan kapasitas produksi, serta minimnya akses terhadap pasar global.

Kegiatan coaching clinic turut menghadirkan para Tenaga Ahli (TA) dari FTA Center Surabaya seperti Rossanto Dwi Handoyo selaku TA Bidang Implementasi hasil perjanjian Perdagangan Internasional, Fernanda Reza selaku TA Bidang Strategi Promosi dan Pemasaran, Ardi Prasetiawan selaku TA Bidang Persyaratan Mutu Produk Ekspor, serta Hindra Soeparjanto selaku TA Bidang Tata Cara Ekspor dan Akses Pembiayaan.

Satu diantara TA yang ada di FTA Center Surabaya, Ardi Prasetiawan mengatakan bahwa untuk mendorong ekspor Jatim, FTA Center Surabaya berkomitmen untuk membantu para pelaku usaha yang ingin melakukan ekspor, bahkan untuk pelaku usaha yang tidak paham sama sekali akan dibimbing sampai bisa untuk melakukan ekspor dan mampu untuk mengurus legalitas usahanya sendiri.