Sosialisasi MJC, Wagub Jatim Beberkan 4 Pilar Strategi Jatim Go 4.0

Perkembangan ekonomi kreatif di Kota Malang semakin dijunjung tinggi hingga diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal itu tak lepas dari era revolusi industry 4.0 yang mampu menghadirkan karya-karya kreatif berbasis digital dari Kota Malang.

 

Meski begitu, keberadaan 600 lebih komunitas kreatif di Kota Malang seyogyanya bisa terus menggaet generasi millennial. Salah satu yang tengah digencarkan saat ini yakni, Program East java Super Corridor (EJSC) yang digagas Pemprov Jatim.

 

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistiano Dardak menyatakan peningkatan ekonomi kreatif di Kota Malang berkembang pesat, dan menjadi unggulan se-Jawa Timur. Meski begitu, kebutuhan akan sumber daya  manusia (SDM) untuk terus berkembang terus digencarkan.

 

Masalah yang tengah dialami saat ini adalah generasi millennial yang memiliki keresahan dalam mendapatkan pekerjaan. Permasalahan itu ada dua hal, mengenai modal dan Sumber Daya Manusia (SDM).

 

“Modal dipakai untuk SDM. Start up  ini padat karya tapi lebih banyak dilarikan untuk tenaga-tenaga terampil dan tenaga pendidik. Bagaimana menjawab kendala ini, kita harus selesaikan masalah SDM maka keduanya tertangani,” ungkapnya saat mengisi Sosialisasi Millenial Job Center (MJC) yang digelar di Kantor Bakorwil Malang, Senin (2/12).

 

Karenanya Jawa Timur mempunyai ‘4 Pilar Strategi Jatim 4.0’. Diantaranya, Tallent Pool, yaitu MJC mampu memberikan talenta potensial dan kesempatan membangun jam terbang professional agar tercipta talent pool untuk ekosistem start up.

 

“Di talent pool ini semacam basis kertesediaan talenta. Jadi sekarang kita punya talenta, harus kita sediakan, harus kita wadahi untuk bagaiman Millenial Job Center (MJC( menjawab talent pool,” jelasnya.

 

Kemudian venture capital, sebuah kolaborasi dengan angel investor untuk membuka akses permodalan terfokus di Jatim. Di antaranya mulai membangun komunikasi dengan beberapa venture capital utama di Asia termasuk melalui Asosiasi seperti JCI East Java.

 

“Nah di sini, siapa yang mau memodali. Banyak sekali pemodal-pemodal yang siap mendanai start up, tapi start up nya yang belum siap karena belum stabil. Di sini upaya kita komunikasi untuk tahu kriteria pemodal ini seperti apa,” imbuhnya.

 

Ketiga dijelaskan mantan Bupati Trenggalek itu yakni, UKM Go Digital dengan mendorong pelaku bisnis di Jatim terpilih sebagai salah satu lokus Kemenperin untuk Making Indonesia 4.0 Startup4Industry.

 

“Intinya siapa sih pemanfaat teknologi informasi, siapa pemanfaat jasa-jasa digital atau jasa-jasa ekonomi kreatif itu, ya industry. Sebenarnya UKM-UKM perlu memanfaatkan itu. Jadi ada orang  punya usaha kuliner, kripik, dan lainnya kita ajari mereka bagaimana belajar digital marketing, bagaimana social media. Kita percayakan manajemen digital marketing sama spesialis, talentanya top, bisnis konsisten,”paparnya.

 

Sedangkan yang terakhir berkaitan dengan Ekosistem Fisik. Yaitu, dengan mendorong lokasi cluster industry digital diantaranya koridor 4.0 Surabaya-Malang, KEK Singhasari, East Java Super Coridor (EJSC) di 5 Bakorwil.

 

“Karena Manusia itu nggak bisa pakai angan-angan. Maka ruang kreatif itu harus ada. Nggak bisa dikatakan ayo taruh dimana saja bias kreatif, ini yang kita dorong untuk itu,” katanya.

 

Sumber: MalangTimes https://www.malangtimes.com/baca/46759/20191202/211000