Peran Kinerja Ekspor dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Jawa Timur

(Kota Surabaya) – Pandemi Covid-19 berdampak terhadap berbagai aspek perekonomian, salah satunya adalah kinerja ekspor. Dampak yang terjadi pada kinerja ekspor bisa dilihat berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS Jatim, yang mana disebutkan bahwa pada tahun 2020 neraca perdagangan luar negeri Jatim mengalami defisit sebesar 0,77 milyar dolar AS.

Berkaca pada hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Senin (19/4) mengatakan bahwa Pemprov Jatim terus berupaya untuk melakukan identifikasi komoditas potensial yang mampu menjadi salah satu penggerak pemulihan ekonomi. Tidak hanya terbatas pada industri besar, tetapi pelaku industri kecil dan menengah. s

Sejumlah strategi untuk meningkatkan ekspor di Jawa Timur diantaranya adalah stimulus kepada pelaku usaha, baik di sektor industri maupun perdagangan, yang diberikan melalui pendampingan, bantuan permodalan, pelatihan, dan sosialisasi.

Dengan berbagai strategi maupun kebijakan tersebut, sinyal positif pemulihan ekonomi mulai terlihat. Khofifah mengatakan bahwa meskipun pada bulan Januari 2021 terjadi penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 21,40% jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, namun pada bulan Februari dan Maret 2021 terjadi peningkatan ekspor yang menandakan bahwa kinerja ekspor Jatim mulai kembali menggeliat.

“Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS Jatim, telah terjadi peningkatan kinerja ekspor di Jawa Timur pada bulan Februari tahun 2021 sebesar 11,05 persen dibandingkan dengan bulan Januari di tahun yang sama, yakni dari 1,53 miliar dolar AS menjadi 1,70 miliar dolar AS,” urai Gubernur pertama perempuan di Jatim ini.

Sementara itu, pada bulan Maret 2021 nilai ekspor Jatim kembali naik sebesar 17,94% atau mencapai 2 miliar dolar AS dibandingkan dengan bulan Februari. Peningkatan tersebut turut didukung oleh kinerja ekspor nonmigas Jatim dengan kontribusi sebesar 91,93 persen dari total ekspor bulan Maret.

“Nilai ekspor nonmigas Jawa Timur pada bulan Maret 2021 mengalami peningkatan sebesar 22,45 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,51 miliar dolar AS menjadi 1,84 miliar dolar AS”, terang Khofifah.

Beberapa komoditas unggulan ekspor Jawa Timur yang meningkat pada Maret 2021 yaitu tembaga; sisa dan skrap dari logam mulia lainnya; kayu; paduan fero, feronikel; udang dan udang besar tidak dalam kemasan kedap udara. Komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda menjadi salah satu primadona dengan menyumbang sebesar 6,54% dari total ekspor Jatim pada Maret 2021. Sebagian besar dari komoditas ini di ekspor ke Malaysia. Jepang turut menjadi negara tujuan utama ekspor Jatim, utamanya komoditas sisa dan skrap logam mulia lainnya senilai 88,84 juta dolar AS yang seluruhnya diekspor ke negeri Sakura pada Maret 2021.

Bangkitnya ekonomi Jawa Timur yang salah satunya ditandai dengan bergeraknya aktivitas industri. Pada Maret 2021, ekspor Jatim masih didominasi oleh sektor industri dengan peranan sebesar 83,86% dari total ekspor. Disusul dengan pertanian yang mencapai 7,91% serta pertambangan dan lainnya sebesar 0,16%.

Pandemi covid-19 nyatanya telah menggeser pola konsumsi masyarakat global. Komoditas pangan dan produk kesehatan menjadi komoditas yang diprediksi akan mengalami peningkatan ekspor ke depannya. Dua sektor yang tetap tumbuh positif pada tahun 2020 yaitu industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang meningkat sebesar 21,71% serta industri makanan minuman yang tumbuh sebsar 3,82%.

“Oleh karena itu peluang bagi Jawa Timur masih sangat luas. Pemerintah siap memberikan dukungan dan pendampingan bagi para pelaku usaha untuk bersama-sama memulihkan kinerja perekonomian. Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk saling bersinergi dalam upaya peningkatan ekspor, salah satunya melalui pembentukan Export Center yang merupakan pilot project Kementerian Perdagangan di Jawa Timur”, pungkas Khofifah.