MADE IN INDONESIA Sekarang waktunya langkah menguasau pasar Bebas Asia Tenggara

Kesadaran masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri sudah sampai pada batas ubun-ubun. Percaya atau tidak, 100 persen masyarakat Indonesia lebih dari separo kebutuhan hidup mereka bergantung pada produk dalam negeri, mulai dari makanan sampai mobil selama barang itu tersedia di pasar dan menjadi pilihan. Semua produk Sumber Daya Alam made in Indonesia diyakini lebih sehat dibanding produk impor. Beras Indonesia 100% dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kalau harus memilih antara beras impor dan beras lokal, pasti pilih beras produksi petani sendiri. Bahkan beras yang lebih sehat, lebih mahal harganya (beras organic made Jember misalnya) banyak dikonsumsi masyarakat Singapura dan Malaysia. Daging impor (dari mana saja Negara asalnya) jika dibandingkan dengan daging lokal di hypermarket sekalipun, pasti daging lokal yang laku keras. Pedagang pun lebih yakin menawarkan dging lokal daripada daging impor. Pada produk industri dan teknologi (tinggi), mulai dari TV sampai mobil, sebagian menggunakan produk dalam negeri. Jutaan unit kijang, Ayla dan teman-teman mobnasnya, lalu lalang di jalan raya Indonesia. Jutaan motor menjadi kendaraan sehari-hari masyarakat kelas menengah ke bawah, semua dibuat di Indonesia. Hanya sedikit yang memilih motor made in Jerman atau Jepang asli.

Dulu made in Indonesia dipandang sebagai barang yang cepat rusak, namun kini made in Indonesia adalah barang mahl yang hebat. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak bangga dengan Indonesia. (komentar Voice of America – VoA) Di era pasar bebas Asia Tenggara atau MEA produk-produk buatan Indonesia pasti tenggelam jika tidak mencantumkan “made in Indonesia”. jelas! Tidak ada barang produksi Indonesia di pasar Asia Tenggara (dunia) meski barang-barang itu ada di mana-mana. yang ada hanya made in Malaysia , made in Thailand, Made in Singapura, (meski hanya stempel dari barang buatan cina). Di Pasar terbesar Asia Tenggara ini tidak akan ditemukan barang “made in Indonesia”. Dihitung dari besaran pasar, Indonesia adalah Negara terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah konsumen 255,993,674 jiwa (perkiraan 2015) dan menduduki peringkat keempat dunia setelah cina, india, dan Amerika serikat. Negara anggota ASEAN lainnya jauh di bawah. Indonesia yang terbesar. memang tidak serta merta jumlah penduduk mencerminkan kekuatan pasar, tergantung pendapatan per kapita namun jika kita punya nyali , dan bertindak sebagai warga Negara yang besar, paling tidak ada nama “Indonesia” minimal pada produknya untuk bisa bicara di Asia Tenggara. Kita punya warisan semangat pemerintahan SBY, “pasti bisa”