Jelang Puasa dan Lebaran 2020, Kemendag Kawal Stabilitas Harga Bapok

Menteri  Perdagangan  Agus  Suparmanto menegaskan  komitmen  jajaran pemerintah,  terutama  Kementerian  Perdagangan,  untuk  siap  mengawal  harga  dan  ketersediaan barang   kebutuhan   pokok   (bapok)   menjelang   bulan   puasa   dan   Lebaran   2020. Hal   ini   guna mengantisipasi kenaikan permintaan masyarakat terhadap bapok.

 

Hal  tersebut  disampaikan  Mendag  usai menggelarRapat  Koordinasi  Nasional  (Rakornas)  Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Lebaran di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/3). “Beberapa minggu lagi kita akan menghadapi bulan puasa dan Lebaran yang biasanya  terjadi peningkatan  permintaan  masyarakat,  terutama  bapok,  yang  dapat  berdampak  pada  kenaikan harga. Untuk itu, kita  perlu mengantisipasi  kondisi tersebut sejak jauh-jauh hari agar masyarakat dapat   menjalankan   ibadah   dengan   tenang,   tanpa   terbebaninaiknya   harga   pangan   atau kelangkaan barang,”ujar Mendag.

 

Rakornas    ini,    lanjut   Mendag,    merupakan    langkah    pemerintah    mengidentifikasi    kesiapan kementerian/lembaga  terkait,  pemerintah  daerah,  dan  pelaku  usaha  dalam  menjaga  stabilitas harga  bapok  menjelang  bulan  puasa  dan  Lebaran.  Melalui  rapat  ini  juga  diidentifikasi  kecukupan stok bapok di daerah-daerah.Setelah Rakornas, selanjutnya akan dilaksanakan rapat koordinasi ke daerah-daerah (rakorda) dan pemantauan langsung ke pasar rakyat, ritel modern, gudang Bulog, dan distributor di 34 provinsi.

 

Program tersebut akan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Maret hingga minggu ke-2 bulan April 2020. Kemendag   akan   menurunkan   Tim   Penetrasi   Pasar   ke   205   pasar   pantauan di   82 kabupaten/kota untuk mengawal kelancaran dan kecukupan stok/pasokan bapok di pasar rakyat. Mendag  menjelaskan,  apabila  ada  potensi  kekurangan  pasokan,  maka  tim  akan  bekerja  sama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perum Bulog, satgas pangan, serta para pelaku  usaha  barang  kebutuhan pokok  untuk  segera  melakukan  suplai  langsung  kepada  para pedagang yang ada di pasar.

 

Mendag  menekankan,  agar  pasokan  dan  harga  bapok  tetap  terkendali  seperti  tahun-tahun sebelumnya, diperlukan sinergi langkah dan upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, beserta pelaku usaha pangan. "Saya   mengapresiasi   kerja   sama   dan   koordinasi   kita   dalam   mengendalikan   tingkat   inflasi kelompok bahan makanan dalam tiga tahun terakhir. Inflasi dapat terkendali di bawah 5 persen, di tengah kondisi cuaca ekstrem yang cukup mengganggu kelancaran produksi dan distribusi pangan khususnyatahun 2019 lalu,"kata Mendag Agus.

 

Terkait dengan penanganan penyebaran virus Corona, Mendag menegaskan Kemendag juga telah menerbitkan Permendag No. 10 Tahun 2020 tentang “Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari Tiongkok” guna meminimalisasi penyebaran covid-19 melalui kegiatan importasi. Pemerintah menetapkan  pelarangan  impor  jenis  binatang  hidup  yang  berasal  dari  Tiongkok  atau  transit  di Tiongkok  ke  dalam  wilayah  Indonesia.  Namun  pelarangan  tersebut  sifatnya  sementara  sampai wabah Covid-19 mereda. “Pemerintah menyadari antisipasi dampak penyebaran virus Covid-19  ini  merupakan  tanggung jawab   kita   bersama   yang   memerlukan   sinergi   dan   kerja   sama   dari   berbagai   pihak,   baik pemerintah,  pelaku  usaha  terkait  bapok,  maupun  masyarakat. 

 

Untuk  itu,  pemerintah  mengajak masyarakat tetap tenang, tidak perlu belanja berlebihan, dan selalu menjaga kesehatan,”jelas Mendag.Pada  kesempatan  tersebut,  Mendag  berpesan  kepada  para  pemerintah  daerah  untuk  memantau perkembangan   harga   dan   pasokan   bapok   secara   intensif   dalam   rangka   memonitor   indikasi kelangkaan barang dan dapat melakukan langkah antisipasi dengan cepat. Selain  itu,  pemerintah  daerah  juga  diminta  untuk  memetakan  jalur/rantai  distribusi  bapok  di wilayah  masing-masing  untuk  menjaga  kelancaran  distribusi, mengidentifikasi  jumlah  stok  bapok dan  ketahanan  pangan, serta membantu  kelancaran  pelaksanaan  Rakorda  dan  penetrasi  pasar menjelang puasa dan Lebaran.

 

"Upaya-upaya  tersebut  kita  lakukan sebagai bentuk kehadiran  pemerintah  di  tengah  masyarakat dalam  menjaga  kecukupan  stok  dan  pasokan  bapok  di  pasar.  Keberhasilan  menjaga  harga  dan pasokan  bapok  selama  ini  harus  terus  dilanjutkan,  sehingga  sinergi  dan  kerja  sama  yang  sudah terjalin  dengan  berbagai  pihak  mulai  dari  pemerintah  pusat,  pemerintah  provinsi,  pemerintah kabupaten/kota, dan para pelaku usaha dapatterusditingkatkan,” pungkas Mendag.

 

Sumber: Siaran Pers Kemendag RI