DOMINASI BUAH DAN SAYURAN LOKAL DI PASAR DALAM NEGERI

Buah-buahan dan sayuran lokal memiliki banyak keunggulan untuk menjadi raja di negeri sendiri dan berakibat di pasar global. Hampir semua jenis buah bisa tumbuh subur di Indonesia. Bahkan hampir di setiap daerah ada sentra dan produksi buah lokal unggulan yang bisa dioptimalkan nilai ekonominya. Apalagi beberapa tahun belakangan ini beberapa jenis buah hasil petani lokal Indonesia mulai digemari oleh pasar mancanegara. Memang jumlahnya masih kecil, namun demikian, tiap tahun nilai ekspornya mengalami grafik peningkatan. Saalah satu buah lokal yang paling dinikmati adalah nanas, Indonesia menguasai 7% pasar nanas olahan di seluruh dunia. Sedangkan buah lainnya kurang dari 1%. Beberapa buah hasil petani lokal lain yang diminati pasar luar negeri itu adalah nangka, manggis, asam jawa, pisang, salak, manga, semangka, jeruk, lemon/nipis, rambutan, alpukat, melon dn jambu biji. Pasar ekspornya adalah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Timur tengah.

         Dengan potensi tersebut, tentu tak mengherankan bila hasil riset pusat Kajian Holtikultura Tropika (PPKHT). LPPM IPB menyebutkan keberadaan buah impor hanya sekitar 5% dari kebutuhan pasar dalam negeri. Artinya, bila dibandingkan dengan pasar yang ada maka jumlah itu masih relative kecil. Hanya saja, buah-buahan impor banyak dijual di supermarket dan kos-kios pinggiran jalan, alias mudah terlihat, sehingga kesannya ada di mana-mana dan banyak.  Berdasarkan berbagai fakta tersebut, Pemerintah dan sejumlah pihak optimis Indonesia sangat berpeluang melakukan swasembada buah dan sayur serta menjadikan pemasok besar kebutuhan produk-produk holtikultura dunia. Potensi itulah yang selanjutnya berusaha dimaksimalkan oleh pemerintah melalui kebijakan.

         Berdasarkan data Kemendag RI, bahkan belakangan ini impor buah di pasar domestic menunjukkan tren kemunduran. Sementara di sisi lain, pertumbuhan ekspor buah Indonesia di pasar global mengalami peningkatan. Peningkatan ekspor ini berjalan seiring dengan peningkatan produksi buah. Sejak tahun 2003, rata-rata peningkatan produksi buah mencapai 5,32% menjadi 18,027,889 ton dengan panen 78,333 hektare. Penurunan angka impor buah dan meningkatnya angka eskpor buah menjadi gejala yang menggembirakan bagi upaya penguatan pasar dalam negeri. Para pengusaha dan petani lokal diharapkan bisa memanfaatkan moment mini untuk terus menggenjot produksi dan mutu kualitas hasil panennya agar tetap memiliki daya saing dengan buah-buahan impor yang selama ini cukup mendominasi pasar dosmetik. Baik di tingkat ritel maupun grosiran di sejumlah pasar induk dari pasar tradisional Indonesia.

         Seiring dengan itu, pemerintah juga terus melakukan perbaikan regulasi atau kebijakan Misalnya saja kebijakan mengenai pengurangan impor buah hingga 50% -an. dan izin impor buah yang hanya boleh dilakukan dua kali dalam setahun. Pengaturan terkait impor buah itu, diperkuat dengan peraturan Kemendag tentang kewajiban pusat perbelanjaan , mal, dan supermarket menyerap produk dalam negeri sebesar 80%. Tentu selain memanfaatkan elemen kebijakan untuk semakin mendorong dan membuka lebar-lebar akses pemasaran produk holtikultura, Pemerintah juga mengiringinya dengan sejumlah kegiatan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat yang merupakan basis konsumen pasar dalam negeri untuk lebih senang mengonsumsi produk-produk buah dan sayuran lokal. Buktinya, permintaan beberapa jenis buah impor di pasar dalam negeri kian menyusut.

         Tak pelak, nilai impor buah pun selama empat tahun terakhir terus menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan, yaitu hingga 50% lebih. Hal ini bisa dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI. Disebutkan, nilai impor komoditas buah pada tahun 2014 hanya sebesar USD 450 juta. angka ini lebih kecil dari tahun sebelumnya (2013) yang mencapai USD 636 juta. Penurunan tersebut merupakan satu kabar gembira yang bisa menjadikan momentum untuk terus meningkatkan penjualan produk buah dan sayuran dalam negeri di pasar domestic, dengan berkurangnya nilai impor untuk buah, kesempatan buah lokal di pasar semakin besar. “Artinya sudah mulai ada ruang bagi buah lokal ke pasar kita.